MAKNA AL KITAB DI DALAM AL QUR'AN
Abstract
Tafsir Al-Qur’an mengalami perkembangan yang cukup luas setelah masa Nabi saw. ada beberapa aliran tafsir yang muncul kemudian sesuai dengan disiplin ilmu yang dipakai dalam metode penafsiran, antara lain: tafsir maudhu’i, tafsir bi al-ma’tsur, tafsir bi al-ra’yi, tafsir sufi, tafsir isyari, tafsir ilmiy dan tafsir sastra. Ragam model penafsiran ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an bisa dipahami dari berbagai macam pendekatan.
Pada era kontemporer, para sarjana mulai mengalihkan pemikiran mereka pada metode kebahasaan, seperti Amin al-Khulliy dan Bintu Syathi’ dengan tafsir bayani, M. Syahrur, Nasr Hamid Abu Zayd dan Fazlur Rahman dengan hermeneutika linguistiknya dan Toshihiko Izutsu yang lebih menekankan pada semantik historis kebahasaan Al-Qur’an.
Penelitian ini akan membahas tentang makna kata al-Kitab melalui tafsir semantik Al-Qur’an yaitu tafsir yang menjelaskan penafsiran Al-Qur’an secara kata-perkata. Semantik Al-Qur’an lebih luas cakupan penafsirannya dan bersifat spesifik terfokus pada kata-kata tertentu yang memiliki makna dan konsep yang ditawarkan al-Qur’an kepada para pembacanya Semantik lebih dikenal sebagai bagian dari struktur ilmu kebahasaan (linguistik) yang membicarakan tentang makna sebuah ungkapan atau kata dalam sebuah bahasa. Hasil penelitian menunjukkan bahawa kata al-Kitab secara semantik memiliki berbagai macam makna.
Downloads
References
Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: LPKN, 2006
Ray Prytherch, Harrod’s Librarians Glossaary, England: Gower,1995
Harimukti Kridalaksana, Kamus Linguistik, Jakarta: Gramedia, 1993
Pendekatan Strukturalisme Linguistik dalam Tafsir Al-Qur’an Kontemporer “ala” M. Syahrur, Yogyakarta: Elsaq Press, 2007
J. D. Parera, Teori Semantik, (Jakarta: Erlangga, 1990)
Majma’ lughatul Arabiyyah, Mu’jam Alfadh al-Quran al-Karim
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002